“Nging…..
Ngingg… Nging:” suara ete-ete* meramaikan
suasana siang yang terik ini (*Sebutan untuk hewan seperti kumbang orang jawa
bilang dan biasa terdengar di musim kemarau yang terik).
“Huammmmm,…
Panas amat yak…. Nerokone bocor alus kayake.” Gumamku dalam keheningan siang
diatas balkon kamar kostku. Balikpapan.
Adalah sebuah kota awal bermulaku mengadu nasib. 1500 kilometer lebih
terbatas laut dan pantai jarak dengan keluarga. Sambil mengantuk dan ditemani
segelas air putih serta tiga lembar kertas kosong dan sebuah bolpoin ditanganku. Aku masih belum mengerti apa yang akan aku
lakukan dengan mereka ini.
Mungkin
kertas ini akan aku jadikan origami? Bisa jadi.
Atau kertas ini akan jadi saksi
sejarah? Mungkin juga.
Hingga aku putuskan kertas ini menjadi saksi bisu
sejarah angan-anganku. Terfikirkan kalau hanya untuk main-main, sudah berapa
pohon yang ditebang demi selembar kertas ini, sudah berapa liter oksigen yang
gagal produksi karena pohon ditebang untuk selembar kertas ini? Andai mereka
tahu dan sadar bahwa bumi ini semakin mengkhawatirkan.
Sudahlah
biarkan aku saja yang memikirkan sampai begitu, lalu terhenyitkan akan
menuliskan sebuah planning masa depan.
Baru kali ini aku terfikirkan sebuah
planning tentang keadaan financial, biasanya juga terfikirkan hanya planning
tentang hobi dan passion. Ya seperti menggambar rumah, rancangan denah rumah,
rancangan bentuk taman dan lainnya yang hanya menjadi impianku dahulu untuk
menjadi seorang arsitek dan desainer interior juga eksterior rumah. Namun
biarlah mimpi biar menjadi mimpi dan sekarang aku disini mengadu mimpi. Lalu
aku coretkan penaku akan sebuah tulisan,”Rencana Sebelum Usia 25 Tahun”
My Planning Before 25 Years Old
- - Menjadi CPNS di usia 20 tahun
- - Menjadi PNS dan mencicil motor di usia 21 tahun
- - Menabung untuk beli rumah di usia 22 tahun
- - Menabung untuk beli rumah di usia 23 tahun
- - Menabung untuk merried dan Kredit rumah di usia 24 tahun
- - ?????? di usia 25 tahun.
Tiba-tiba
aku terbangun dan tersadar aku bermimpi tetapi mimpi itu adalah flashback
ceritaku empat tahun lalu dan semuannya sama persis, dan apa maksud semua ini?
Secara
tak sadarku aku memikirkan rencana dan komitmen itu. Secara tak sadar pula
semua aku lakukan dengan lancer dan sesuai rencana. Hingga kini di Usiaku yang hampir
menginjak 24 tahun ini ada satu pertanyaan timbul dan selalu menghantuiku sejak
beberapa bulan ini. Kucoba fikirkan apa yang hilang itu dan apa impian itu. Namun
hasilnya nihil, dalam isthikharahku memohon petunjukpun tak ada. Lalu deskripsi apa yang tercecer itu.
Semua
Planning sudah sesuai rencana, but what
is my last dream?
Sudah hampir enam bulan ini mengganngu tidurku dan mengganggu
aktivitasku sering terbawa lamunan. Apalagi yang harus aku lakukan. Dan perang
batin selalu membayangiku. Lalu aku mencoba mencari Diariku itu. Apakah masih
ada atau sudah hanyut terbawa cerita masalalu. Kini aku di Jakarta dan dahulu
semua planning itu berawal dari Balikpapan. Apa diari itu bersama tumpukan
kenangan yang lain yang telah aku bungkus rapi dan aku tinggalkan? Atau sudah
hilang dimakan waktu?
“iki
opo to sebenarnya…. Edan dewe mikirke sing ilang tapi didepan mata.”
Sering
aku dibuat menghela nafas panjang memikirkannya. Lalu aku tulis ulang semua
planning itu ke dalam diariku yang baru, “Catatan Ceklist sampai usia 25 tahun”
My Check Planning until 25 years old
- - Menjadi CPNS di usia 20 tahun => Done
- - Menjadi PNS dan mencicil motor di usia 21 tahun => Done
- - Menabung untuk beli rumah di usia 22 tahun => Done
- - Menabung untuk beli rumah di usia 23 tahun => Done
- - Menabung untuk merried dan Kredit rumah di usia 24 tahun => Done
- - *************************** di usia 25 tahun.
What?
Semua berhenti sama persis seperti dimimpiku.
Oh My Allah…. Mengapa bolpoin ini
turut berhenti dan menggugurkan semuanya. Hanya yang aku ingat waktu itu
teriring sebuah lagu, tepat pada planning terakhir.
Lagu dari Andra and the Backbone berjudul Sempurna
pada radio lokal Balikpapan 90.30FM, radionya kumpulan orang jawa ngapak kalau
gak salah channel Purwokerto atau pekalongan dan judulnya apa lupa juga nama
radionya. Yang senang aku dengarkan setiap malam melepas kangen karena
obrolannya bahasa jawa semua dan jam 11 malam pasti memutar acara wayangan.
Hanya
back sound itu yang aku ingat. Dan kalau tidak salah di unsur terakhir itu mengandung
kata “Sempurna” juga. Tetapi apa ya?
“Duh Gusti pinaringan kawulo suryo lajeng
nyirnakaken kesupenan niki, Gusti” setiap berdoa selalu aku ucapkan.
Sampai
saat ini aku masih terbayang apa planning terakhir ku itu. Hanya kata “Sempurna”
“Terakhir” dan “Selamanya” ketiga kunci itu yang hanya aku pegang, dan semua
ikut tenggelam dalam Diariku yang Hilang.
Lupa
adalah sifatku, aku berusaha dan Tuhan yang menentukan. Jakarta 20 Nopember
2015
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon masukan dan Semoga bermanfaat